Para pengikut syiah beranggapan kalau Ali bin Abi Thalib memiliki sifat ketuhanan dan melebihkan meyanjung Ali dari pada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,dan mereka kaum syiah melaknat shabat Rasulullah alaihi wasallam dalam tiap doa mereka.Kaum syiah beranggapan khalifah yang sah setelah Rasulullah ialah Ali bin Abi Thalib dan meganggap Abu bakar tidak sah menjadi khalifah.Mereka juga melaknat para sahabat Rasulullah Abu bakar,Utsman,Umar dan istri Nabi Rasulullah Aisyah RA yang mana mereka adalah orang-orang yang dicintai nabi muhammad Shallallahu alaihi wasallam semasa hidup nya.
Sebelum Rasulullah meninggal dia memberi wasiat kepada Ali :
....... يا علي أنت وصيي على أهل بيتي حيهم وميتهم، وعلى نسائي: فمن ثبتها لقيتني غدا، ومن طلقتها فأنا برئ منها، لم ترني (5) ولم أرها في عرصة القيامة، وأنت خليفتي على أمتي من بعدي.......
“….Wahai ‘Aliy, engkau adalah washiy-ku terhadap Ahlul-Baitku, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal, (dan juga washiy-ku) terhadap istri-istriku. Barangsiapa (diantara istriku) yang tetap aku pertahankan, maka ia akan berjumpa denganku kelak (di surga). Dan barangsiapa (diantara istriku) yang aku ceraikan, maka aku berlepas diri darinya. Ia tidak akan melihatku dan akupun tidak akan melihatnya kelak di padang Mahsyar. Engkau adalah khalifahku atas umatku sepeninggalku kelak….” [Al-Ghaibah oleh Ath-Thuusiy, hal. 150)
Dalam wasiat di atas Rasulullah menjelaskan tentang istri-istri nya yang akan di jumpainya kelak di Syurga yaitu istri yang beliau tidak ceraikan sampai akhir hayatnya dan Aisyah RA adalah istri yang beliau pertahankan sampai akhir hayatanya,Asiyah juga mendapat gelar ummul mukminin.
Lalu mengapa kaum syiah melaknat Aisyah?,padahal sudah jelas riwayat yang diberikan Rasulullah tentang tentang istri yang beliau pertahankan akan menjadi pendamping nya kelak di syurga.
Pendek kata Aisyah RA adalah salah satu ahli syurga.
النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ
“Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka” [QS. Al-Ahzaab : 6].[1]
Mereka adalah ibu-ibu kita. Tidak akan mungkin kita mencaci maki dan mengkafirkan ibu kita, ibu orang-orang beriman (ummahatul-mukminiin).Kaum syiah adalah golongan pertama yang mengingkari riwayat Rasulullah dengan mencaci maki dan melekanat istri beliau.
Dalam hal aqidah Islam dan syiah sangat jauh berbeda kaum syiah menganggap kalau al-quran tidak sempuran sedangkan dalam al-quran Allah menjelaskan dalam surat Al-Maaidah: 3
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا (٣)
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi
agama bagimu.” (Al-Maaidah: 3)Bagaimana mungkin Al-Quran yang Allah sendiri menjaga ke aslianya dan kesempuraan nya dianggap tidak sempuran oleh kaum syiah.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.(Al-Hijr: 9)
Selain hal di atas yang membuat islam sangatlah berbeda dengan syiah yaitu para imam syiah membolehkan para penganut aliran syiah melakukan nikah mut'ah,dimana hal tersebut sangatlah menyimpang dari ajaran Islam,nikah mut'ah adalah perkawinan antara seorang lelaki dan wanita dengan maskawin tertentu untuk jangka waktu terbatas yang berakhir dengan habisnya masa tersebut, dimana suami tidak berkewajiban memberikan nafkah, dan tempat tinggal kepada istri, serta tidak menimbulkan pewarisan antara keduanya.
Haram nya nikah mut'ah di landaskan pada dalil dari hadits Nabi saw yang diwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitabnya Shahih Muslim menyatakan bahwa dari Sabrah bin Ma'bad Al-Juhaini, ia berkata: "Kami bersama Rasulullah saw dalam suatu perjalanan haji. Pada suatu saat kami berjalan bersama saudara sepupu kami dan bertemu dengan seorang wanita. Jiwa muda kami mengagumi wanita tersebut, sementara dia mengagumi selimut (selendang) yang dipakai oleh saudaraku itu. Kemudian wanita tadi berkata: "Ada selimut seperti selimut". Akhirnya aku menikahinya dan tidur bersamanya satu malam. Keesokan harinya aku pergi ke Masjidil Haram, dan tiba-tiba aku melihat Rasulullah saw sedang berpidato diantara pintu Ka'bah dan Hijr Ismail. Beliau bersabda, "Wahai sekalian manusia, aku pernah mengizinkan kepada kalian untuk melakukan nikah mut'ah. Maka sekarang siapa yang memiliki istri dengan cara nikah mut'ah, haruslah ia menceraikannya, dan segala sesuatu yang telah kalian berikan kepadanya, janganlah kalian ambil lagi. Karena Allah azza wa jalla telah mengharamkan nikah mut'ah sampai Hari Kiamat (Shahih Muslim II/1024).
Dalil
hadits lainnya: Dari Ali bin Abi Thalib ra. ia berkata kepada Ibnu
Abbas ra bahwa Nabi Muhammad saw melarang nikah mut'ah dan memakan
daging keledai jinak pada waktu perang Khaibar (Fathul Bari IX/71).
Bahkan Ali yang para kaum syiah angungkan juga sangat melarang melakukan nikah mut'ah,karena yang kaum syiah ikuti bukanlah para ahlul bait,melainkan para ulama-ulama syiah yang melebih mengedepankan nafsu mereka dari pada kebenaran yang Allah berikan.
Di atas adalah sebagian kecil bukti syiah bukanlah bagian dari islam karena dari segi aqidah dan perbuatan sangatlah berbedah dengan yang di perintahkan dalam al-Quran dan hadist.